Jumat, 17 Maret 2017

Manjakan Anak Dengan Gadget, Wanita Ini Akhirnya Menyesal


Manjakan Anak Dengan Gadget, Wanita Ini Akhirnya Menyesal

Semakin berkembangnya teknologi seperti gadget membuat setiap lapisan masyarakat menjadikannya sebagai sebuah kebutuhan. Bahkan anak-anak yang tidak mengerti dengan jelas penggunaan gadget itu pun ikut kecanduan.

Seperti kisah seorang wanita yang anaknya telah mengenal gadget dan tak mampu menjauhkan diri dari teknologi tersebut di usianya yang masih sangat kecil. Penyesalan akan pengaruh gadget pun ia bagikan di media sosial sebagai pelajaran bagi para wanita lain yang telah memiliki anak dan merasa tenang ketika anak hidup bersama dengan barang tersebut.

Sering Manjakan Anak Dengan Gadget, Wanita Ini Pun Menyesal Melihat Kenyataan Setelahnya

Berawal dari kebiasaan melihat sang kakak, anak keduanya yang bernama Shafraan tertarik untuk mencoba berbagai permainan yang ada di tablet, meski saat itu usianya masih 10 bulan.

Kian hari, ketertarikannya kepada gadget tak dapat dihindarkan. Seringkali sang anak tidur bersama dengan gadget di tangan. Lantaran merasa bahwa hal tersebut lumrah untuk seorang anak, wanita itu pun membiarkannya dan bahkan memfasilitasinya.

Dalam benak wanita tersebut, gadget menjadi semacam solusi jitu untuk menangani anak laki-lakinya yang terkadang marah atau menangis. Dan memang terbukti ketika menangis lalu diberi gadget, shafraan langsung mendadak terdiam dan asyik bermain game.

Dampak dari penggunaan gadget tersebut mulai terlihat ketika Shafraan memasuki umur 2 tahun dimana ia enggan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Tak hanya ketika berada dengan teman seumurannya, namun juga ketika bermain sendiri dengan mainan yang nyata.

Suatu hari bahkan Shafraan hanya terdiam sambil memegang mobil-mobilannya. Ia seakan kebingungan untuk menggunakan mainan nyata tersebut karena setiap harinya ia hanya menggunakan ibu jari untuk menggerakkan game yang ada di tablet atau gadget.

Tak hanya itu, Shafraan juga kekurangan dalam kosakata dimana anak seumurannya sudah mampu mengucapkan berbagai hal dengan variatif.

Tentu saja hal ini membuat was-was wanita yang merupakan ibu dari Shafraan tersebut. ia pun kemudian mendatangi seorang dokter anak untuk melakukan konsultasi dan mengetahui apakah ada alergi atau hal lain yang membuat sang anak sulit untuk berkomunikasi.

Ternyata setelah ditelisik, hasilnya menunjukkan bahwa Shafraan kurang melakukan interaksi dengan orangtua ataupun anggota keluarga lainnya sehingga kosakata yang dimiliki sangatlah sedikit.

Ia pun merasa menyesal dan berniat untuk membatasi penggunaan gadget untuk anaknya tersebut. Bukan tanpa hambatan, wanita itu justru mengalami berbagai perlakuan sang anak yang mengamuk, menangis, dan melemparkan setiap barang ke arahnya demi bisa mendapatkan gadgetnya kembali. Shafraan pun sangat rewel dan enggan untuk makan.

Akhirnya sang ibu kewalahan menghadapi perilaku Shafraan selama 3 hari dan mengembalikan gadgetnya. Benar saja, anaknya pun kembali tenang dan asyik sendiri dengan permainan di tabletnya.

Beberapa hari kemudian, sang ibu lantas membawa anaknya melakukan imunisasi ke sebuah rumah sakit dan sekaligus meminta dokter memeriksa aspek motorik anaknya. Ternyata Shafraan masih dianggap normal, hanya saja ia mengidap keterlambatan bicara atau Speech Delay.

Bahkan keterlambatannya tersebut berjeda cukup jauh yakni 1 tahun dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Dokter pun menganjurkan agar Shafraan mengikuti terapi untuk menstimulasi pembendaharaan kosakatanya.

Kini wanita itu semakin tersadar bahwa pemberian gadget dengan maksud untuk memenangkan sang anak hanya akan menjadi tumpukan masalah di kemudian hari. Ia pun merasa bersalah karena tidak ingin capek ataupun repot mengurus anaknya dan menyerahkan segala pendidikan serta kehidupan anaknya kepada sebuah gadget.

Inilah Mitos Kekuatan Magis Daun Kelor

Inilah Mitos Kekuatan Magis Daun Kelor

 Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah dikenal sangat menjaga budaya dan adat istiadat luhur. Selain itu, kita juga tidak bisa memungkiri jika berbagai hal-hal gaib yang ada di sekitar kita sudah dipercaya sejak zaman leluhur kita, termasuk mengenai kekuatan magis yang dimiliki oleh daun kelor.

Daun kelor yang sebenarnya hanya merupakan tanaman biasa dipercaya memiliki kekuatan magis yang sangat berkhasiat. Namun hal tersebut juga bukan tanpa alasan, karena kabarnya sudah banyak orang yang telah membuktikan kekuatan magis yang dimiliki oleh daun kelor.

Oleh sebab itu, mitos mengenai kekuatan magis dari daun kelor sudah sangat melekat bagi masyarakat Indonesia. Namun ternyata tak hanya di tanah air saja, karena bangsa India juga memercayai adanya kekuatan magis yang tersimpan di daun kelor.

Mitos pertama mengenai daun kelor adalah fungsinya yang dipercaya bisa mengusir setan. Bahkan mitos ini sudah secara turun temurun dipercaya oleh masyaraat Indonesia. Oleh sebab itu, banyak masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah plosok menanam tumbuhan ini di halaman depan rumah mereka. Tak hanya itu, ada juga beberapa masyarakat yang sengaja menggantung daun kelor di atas pintu sebagai penolak bala. Selain itu, daun kelor juga diperaya bisa menyadarkan seseorang yang mengalami kerasukan.

Mitos selanjutnya adalah daun kelor bisa menangkal kekuatan gaib. Hal ini pula yang diyakini oleh para jawara, sehingga mereka selalu membawa daun kelor jika berhadapan dengan musuh yang memiliki ilmu kekebalan tubuh. Karena dengan membawa daun ini maka ilmu kekebalan yang sudah di miliki oleh musuh akan luntur seketika.

Selain itu, daun kelor juga dipercaya bisa menghilangkan ilmu gaib bagi seseorang yang tersiksa saat akan meninggal dunia karena masih memiliki ilmu gaib. Mitos yang beredar selama ini menyebutkan jika seseorang yang sudah sekarat namun tak juga meninggal dunia maka dia diyakini memiliki kekuatan gaib yang harus segera dihilangkan dari jasadnya agar dia bisa meninggal dengan tenang. Untuk menghilangkan kekuatan gaib tersebut harus diusapkan daun kelor ke seluruh tubuhnya, begitu pula saat dia dimandikan sebelum dikebumikan.